Pelabuhan Donggala
Pelabuhan Donggala yang bersejarah
Kota Donggala dikenal sebagai kota tua yang kaya akan sejarah, tak heran bila di kota ini
tersisa banyak bangunan tua dan bersejarah, satu diantaranya adalah Pelabuhan Donggala.
Kejayaan Pelabuhan Donggala kala itu tertulis jelas dalam buku Tenggelamnya Kapal Van der
Wijck milik Buya Hamka, dan Tetralogi Pulau Buru milik sastrawan Pramoedya Ananta Toer,
kedua buku itu menyebut nama Donggala sebagai tempat singgah para pelaut Nusantara dan
Mancanegara.
Donggala di awal abad 19 merupakan pusat pemerintahan kolonial belanda, setelah Belanda
menguasai Sulawesi Tengah pada Tahun 1905, yang ditetapkan berdasarkan pembagian
wilayah yang dilakukan oleh Gubernur Jenderal W. Rooseboom di Batavia, dan oleh
pemerintah Kolonial belanda Pelabuhan ini dijadikan Belanda sebagai pelabuhan niaga dan
penumpang.
Pelabuhan Donggala dahulunya merupakan jantung perekonomian kota Dongala dan
sekitarnya, bahkan juga menjadi aset kebudayaan dan politis pergerakan perjuangan
kemerdekaan. Di pelabuhan ini ketika terjadi penolakan pendudukan Belanda yang diboncengi
Sekutu/NICA, barisan Pemuda Indonesia Merdeka (PIM) melakukan penurunan bendera
merah-putih-biru milik pemerintah Hindia Belanda di halaman Kantor Doane (Bea dan Cukai),
Pelabuhan Donggala, 21 November 1945.
Tak jauh dari pelabuhan donggala terdapat dua situs sejarah yakni lokasi tenggelamnya
kapal perang RI yakni Moro dan Giliraja yang kemudian diabadikan menjadi nama jalan di kota
Donggala, selain dua kapal itu turut pula tenggelam kapal Mutiara, Insumar dan RI Palu, yang
ketika itu tengah berlabuh, peristiwa ini menewaskan sejumlah anak buah kapal dan nahkoda
kapal Moro.
Namun sejak pelabuhan Donggala dipindahkan ke Pantoloan, kejayaan kota Donggala
perlahan memudar, kota yang dahulunya disebut-sebut sebagai kota pelajar, kota niaga
perlahan-lahan semakin hilang dari perbincangan dan peta politik nasional bahkan lokal.
Kota Donggala dikenal sebagai kota tua yang kaya akan sejarah, tak heran bila di kota ini
tersisa banyak bangunan tua dan bersejarah, satu diantaranya adalah Pelabuhan Donggala.
Kejayaan Pelabuhan Donggala kala itu tertulis jelas dalam buku Tenggelamnya Kapal Van der
Wijck milik Buya Hamka, dan Tetralogi Pulau Buru milik sastrawan Pramoedya Ananta Toer,
kedua buku itu menyebut nama Donggala sebagai tempat singgah para pelaut Nusantara dan
Mancanegara.
Donggala di awal abad 19 merupakan pusat pemerintahan kolonial belanda, setelah Belanda
menguasai Sulawesi Tengah pada Tahun 1905, yang ditetapkan berdasarkan pembagian
wilayah yang dilakukan oleh Gubernur Jenderal W. Rooseboom di Batavia, dan oleh
pemerintah Kolonial belanda Pelabuhan ini dijadikan Belanda sebagai pelabuhan niaga dan
penumpang.
Pelabuhan Donggala dahulunya merupakan jantung perekonomian kota Dongala dan
sekitarnya, bahkan juga menjadi aset kebudayaan dan politis pergerakan perjuangan
kemerdekaan. Di pelabuhan ini ketika terjadi penolakan pendudukan Belanda yang diboncengi
Sekutu/NICA, barisan Pemuda Indonesia Merdeka (PIM) melakukan penurunan bendera
merah-putih-biru milik pemerintah Hindia Belanda di halaman Kantor Doane (Bea dan Cukai),
Pelabuhan Donggala, 21 November 1945.
Tak jauh dari pelabuhan donggala terdapat dua situs sejarah yakni lokasi tenggelamnya
kapal perang RI yakni Moro dan Giliraja yang kemudian diabadikan menjadi nama jalan di kota
Donggala, selain dua kapal itu turut pula tenggelam kapal Mutiara, Insumar dan RI Palu, yang
ketika itu tengah berlabuh, peristiwa ini menewaskan sejumlah anak buah kapal dan nahkoda
kapal Moro.
Namun sejak pelabuhan Donggala dipindahkan ke Pantoloan, kejayaan kota Donggala
perlahan memudar, kota yang dahulunya disebut-sebut sebagai kota pelajar, kota niaga
perlahan-lahan semakin hilang dari perbincangan dan peta politik nasional bahkan lokal.
· · 2 April 2011 pukul 17:26
- Novi Rumampuk menyukai ini.
- Y.L. FrankyReza, ada banyak kota2 kecil di Indonesia yang bersahaja dan terkenal seperti halnya kota2 besar dan tempat pusat2 pertumbuhan ekonomi. Sejarah Donggala yang kita kenal dan dicatat hanya kejayaan pelabuhan dan perdagangan, kebudayaan fisik ...Lihat Selengkapnya
- Yanti Jasmine klo cerita tentang pelabuhan yang ada di donggala itu tidak akan pernah aku lupakan karena di laut donggala lah aku berani dan belajar berenang sampe-sampe ketengah laut ngejar tongkang dan lopi-lopi kecil sampai kapal-kapal barang yang besar itu, ak sampe berani naik keatas kapa trus
- Yanti Jasmine maksudnya aku naik keatas kapal dan meloncat lagi, aku berenang dan kejar
- Yanti Jasmine kejaraan dengan ikan baronang, duh masa-masa kecil berenang dilaut itu tidak akan aku lupakan karena dengan keadaan itu membuat ak menjamen
- Ichwan Pettalolo alhamdullilah....sekiranya
kita dpt menikmati masa dulu.., betapa adilx Allah bhw pelabuhan itu diberikan kpd dggal sebagai suatu bentuk untuk kita saling mengingat dari mana asal kita. - Yanti Jasmine maksudnya menjadikan ak seorang yang pemberani buktinya ak bbberani menyeberangi lautan sehingga ak berani melawan dan bertahan hidup dikota orang yaitu dibandung........so laut donggalalah yang mengajarkan aku menjadi seorang pembrani......
- Reza Lamarauna Mari bergandeng tangan bersama, apa yang kita bisa berikan untuk kota Donggala sebagai wujud cinta kita pada Kota Donggala, ada banyak cara yang bisa kita lakukan bersama, moga lewat komunitas ini kita bisa saling memberi masukan positif untuk kota kita yang tercinta
- Yanti Jasmineyuuuk...kita bergandengan tangan utuk mengangkat kota donggala menjadi kota Hidup lagi..dengan cara aku ada saran bagaimana klo di dgl kita dirikan Universitas atau sekolah tinggi dengan SDM ya kita kita ini, pasti sangat banyak anak Dgl ya...Lihat Selengkapnya
- Reza Lamarauna Yanti @ So pasti teman-teman anak Donggala punya keinginan dan hasrat yang sama, dengan kita semua yg bergabung di komunitas ini, mungkin tinggal mencari waktu yang tepat untuk duduk bersama, berembug dalam suatu wadah yang lebih kongkret, tak ada kata terlambat buat kita semua untuk kemajuan Donggala kita yg tercinta
- Y.L. Franky sekolah itu tidak harus selalu ada dindingnya, melalui grup ini aja, kita sudah dapat pengetahuan banyak dari Yanti
- Yanti Jasmine segera donk bergerak jangan menunggu waktu yang tepat tapi kita yang merapat mencari waktu yang tepat, semua harus diperjuangkan klo ada kemauan, ak mau.....ak mau....
- Reza Lamarauna Franky@ paling tidak, komunitas ini bisa menjadi start poin kita untuk memulainya, yg pasti lewat komunitas ini kita bisa mendapat informasi keberadaan teman2 anak Donggala yang sudah sukses di t4 lain, dan bisa memberi kontribusi lewat pemikiran2 yg lebih tajam .
- Yanti Jasmine yuk kita mulai dari kata sepakat...buat universitas atau sekolah tinggi...setuju ga??????
- Yanti Jasmine ok..stuju kan, langkah selanjutnya lokasinya...ak lupa lupa ingat apakah kira kira dmn ada tanah kosong di dgl....apakah lapangan basket bekas rumah upi kalape masih kosong...
- Y.L. Franky Kita punya referensi dan pengalaman, didepan rumah saya dan novi, sekolah cina itu, pernah menjadi Universitas Hos Tjokroaminoto, kalo ng salah Tjabang Jogya, Bupati yg kemudian jadi gubernur Asiz Lamadjido pernah sekolah disini, kalo ng salah Helmi Yambas yg terakhir disekolah ini, sebelum ditutup dan tidak pernah dibuka lagi sampai sekarang...
- Novi Rumampuk sekedar info... skarang dah jadi kantor pelayanan terpadu...
- Yanti Jasmine kenapa kita tidak mulai lagi dari tempat yang bersesejarah itu, di poles sedikit...dengan situasi masa kini...ak rasa bisa kok...tinggal dukungan stokholder nya kan...ak rasa tempat itu bisa digunakan....
- Y.L. Franky Yanti yb, menurutku tanah dan tempat bukan isu utama, tapi yg penting adalah komitmen aparatus negara, karena konstitusi kita yg menyebutkan pendidikan itu tanggung jawab negara... kawan2 kita sdh pernah ditarik2 keurusan ini, termasuk tempat, tapi lagi2 ke bentur ke urusan komitmen aparatus negara... saya setuju denganmu, jangan bosan dan jangan kapok, terus berjuang
- Reza Lamarauna Buat teman2 yg sudah gabung di komunitas ini bisa memberi gambaran, masukan dan mengkaji kegiatan apa yang paling mendasar untuk kita lakukan, buat kota Donggala, seperti yang Yanti sampaikan untuk mencoba mendirikan Sekolah Tinggi, paling tidak niatan tersebut sudah memberi gambaran kepada kita semua, akan ada banyak hal yang mendasar perlu kita diskusikan lewat komunitas ini
- Y.L. Franky Reza, beken post baru di grup ini, supaya bisa di dokumentasi obrolannya
- Yanti Jasmine kata ahli filsafat pendidikan bahwa tidak akan maju suatu negara apabila negara itu ketinggalan pendidikan, nah kita mulai dengan pendidikan maka dgl pasti maju, perekonomian akan mengikuti, angkat anagkat profil dgl dengan memajukan pendidkan..ok
- Reza Lamarauna franky@ sy akan mencoba menghimpun semua masukan dan hasil diskusi kecil lewat komunitas ini, yang kemudian akan kita posting secara berkala lewat komunitas ini
- Yanti Jasmine siap, ak orang pertama yang akan mendudkung...ak siap buat proposalnya, aku siap menghadap para pejabatnya..eh siap tahu anda sendiri pejabatnya ya...akan lebih mudah kan ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar